Jogja,(klikjogja.com)-- Pemeran film Laut Tengah, Ibrahim Risyad (Bhumi), Yoriko Angeline (Haia), Gabriel Prince (Haneul), Aliando Syarief (Zidan), dan penulis novel dengan judul yang sama, Berliana Kimberly hadir menyapa penonton di XXI Jogja City Mall pada Sabtu (5/10). Kedatangan mereka disambut meriah oleh penonton yang memenuhi dua studio.
Ibrahim Risyad mengaku sangat antusias datang ke Jogja karena energi positif yang ditularkan penonton. Terlebih saat ticket pemutaran film dibuka pada pagi hari langsung terjual seluruhnya.
“Happy banget, Jogja selalu seru menurutku, energinya selalu besar. Walaupun kita capek beberapa hari keliling kota, setelah di Jogja happy lagi,” kata Ibrahim, Sabtu (5/10).
Berperan sebagai Zidan, Aliando Syarief mengaku project ini merupakan film religi pertamanya. Dengan karakter baru menjadi tantangan baginya untuk menyesuaikan peran sebagai Zidan.
Penulis novel Laut Tengah, Berliana Kimberly mengatakan karya ini terinspirasi dari pengalaman pribadinya yang batal menempuh studi S2 di Korea Selatan. Selain itu pekerjaannya sebagai lawyer di bidang hukum keluarga Islam menginspirasinya mengeluarkan karya yang terselip isu perempuan dan isu hukum keluarga Islam pada film ini.
"Kalau teman-teman menyadari ada kekerasan pada perempuan (di film ini), yaitu saat Haia dijual tantenya. Di situ ada eksploitasi terhadap perempuan, dan dibahas ternyata tidak semua perempuan yang terjebak dalam lingkungan itu karena keinginan mereka sendiri, ada orang yang dipaksa orang tertentu,” jelasnya.
Sementara itu, Gabriel Prince mengaku sangat tertantang untuk berperan sebagai Choi Haneul yang merupakan warga Korea tetapi sempat tinggal di Indonesia. Pasalnya dalam film tersebut ia harus menirukan bagaimana orang Korea saat berbicara dengan Bahasa Indonesia.
“Haneul kan orang Korea, jadi pas belajar bahasa baru menjadi tantangan lumayan besar buatku karena aku belum pernah belajar Bahasa Korea. Emang dari segi pronouncenya, cara aku menyampaikan sesuatu harus sama persis seperti orang Korea, jadi lumayan presure. Karena dia (Haneul) bisa Bahasa Indonesia jadi lebih sulit karena aku harus perhatiin dimana cara orang Korea bicara Bahasa Indonesia. Dialek mereka dan logat mereka pasti berbeda dengan kita,” terangnya.
Berbeda lagi dengan Yoriko Angeline di mana ia harus memerankan sebagai orang ketiga dalam rumah tangga orang lain. Untuk mengalami hal serupa di kehidupannya nyata, itu bukan menjadi keinginannya.
“Posisi Haia dikehidupan mereka bukan keinginan dia, tapi permintaan istri pertama. Haia nunjukin sisi lain dari hal tersebut karena orang lain punya spekulasi berbeda-beda,” kata Yoriko.
“Kebetulan saya tidak suka sharing, jadi saya jangan sampai mengalami,” lanjutnya.
Film Laut Tengah menceritakan sosok Bhumi dengan istrinya, Aisha, yang mengalami sakit kanker hingga meninggal dunia. Sebelum tutup usia, Aisha meminta Haia untuk menjadi istri kedua Bhumi dan menggantikan Aisha sebagai seorang ibu.
Haia pun akhirnya terpaksa menjadi istri kedua Bhumi. Namun, setelah itu konflik pun berdatangan di antara para pemeran.
“Mengapa isu poligami? Karena poligami menjadi sesuatu yang kontra di masyarakat karena sudut pandang yang salah sejak awal. Maka dari itu novel Laut Tengah menjelaskan bagaimana hukum perkawinan Islam di Indonesia,” imbuh Berliana.
“Kalau melihat dari novelnya, Haia tidak hanya dinikah secara agama, tetapi juga secara negara. Ada pembahasan undang-undang perkawinan, kompilasi hukum Islam, dan dengan tagline bahwa poligami bukan jadi jalan keluar untuk perselingkuhan,” pungkasnya. (Ris)
0 Komentar